Oecusse, Timor Leste (ANTARA) –
Forum bisnis dan investasi Indonesia-Timor Leste diselenggarakan untuk membahas berbagai masalah ekspor dan impor antara kedua negara, kata Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste Okto Dorinus Manik.
Dubes menyampaikan bahwa Daerah Administratif Khusus Oecusse, enclave Timor yang dikelilingi oleh wilayah Indonesia, memiliki segudang potensi ekspor untuk ditawarkan kepada Indonesia.
“Sayangnya, banyak kendala teknis dan nonteknis yang menghambat proses ekspor dan impor antara kedua negara, terutama impor Oecusse, tidak berjalan lancar,” kata Manik, Sabtu.
Beberapa produk Oecusse yang dapat diekspor ke Indonesia adalah sarang semut, porang (Amorphophallus muelleri Blume) dan sapi yang banyak diminati di Indonesia, ujarnya.
Manik mengatakan, forum bisnis dan investasi yang mengangkat tema “Menuju kawasan perbatasan yang maju”, ini merupakan wadah untuk membahas berbagai masalah ekspor dan impor serta membiasakan pengusaha lokal dengan regulasi ekspor dan impor.
Ia kemudian menyampaikan harapan dengan adanya discussion board tersebut akan memperkuat kegiatan ekonomi di wilayah perbatasan yang bermanfaat bagi warga di setiap sisi perbatasan.
Dubes menekankan komitmen penuh Presiden Joko Widodo terhadap pembangunan kawasan perbatasan, dan kunjungannya ke perbatasan RI-Timor Leste untuk melihat perkembangan kawasan perbatasan menegaskan komitmen tersebut.
Berita terkait: Bahasa Indonesia di Timor Leste, Cerminan Rekonsiliasi
Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk memberikan kesempatan kepada siswa Timor Leste untuk mengakses pendidikan tinggi, katanya, seraya menambahkan bahwa atase pendidikan di Kedutaan Besar Indonesia di Timor Leste tahun ini akan memberikan 50 hingga 100 beasiswa kepada siswa di wilayah Oecusse saja.
Sementara itu, Ketua Daerah Administratif Khusus Oecusse Arsenio Bano mengatakan forum bisnis dan investasi yang diselenggarakan KBRI penting untuk mendorong perekonomian perbatasan.
Para pemangku kepentingan dapat berkumpul dan berdiskusi bersama untuk meningkatkan perekonomian di perbatasan Indonesia-Timor Leste, kata Bano.
Berita Terkait: Utusan Inggris puji upaya Gubernur Yogyakarta lawan COVID-19
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”