Jakarta (ANTARA) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan pendirian sekolah lansia merupakan upaya untuk meningkatkan software pengembangan bagi lansia.
“Untuk mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan bermartabat (Sensible), mereka harus senantiasa mendapat bantuan dalam aspek religious, intelektual, vokasional atau rekreasi, kesehatan sosial, fisik dan psychological, kesejahteraan emosional dan lingkungan,” Provinsi Bengkulu Plt Kepala BKKBN Zainin dalam keterangan resminya diterima di Jakarta, Minggu.
Info Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan jumlah penduduk lanjut usia mencapai 26,82 juta orang atau 9,92% dari jumlah penduduk Indonesia. Dengan demikian, Indonesia mendekati populasi yang menua karena jumlah lansia hampir melewati angka 10%, ujarnya.
Sedangkan di Bengkulu, jumlah lansia mencapai 10,06% atau 202.273 orang dari 2.010.670 jiwa.
Peningkatan populasi lansia secara nasional disebabkan oleh pembangunan kesehatan dan sosial ekonomi yang dipimpin oleh pemerintah Indonesia yaitu peningkatan angka harapan hidup, kata Zainin.
Mengingat semakin banyaknya lansia di Indonesia yang memiliki tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah, maka pemerintah memutuskan untuk mengembangkan berbagai kebijakan sebagai bagian dari upaya menyeluruh untuk mengurangi beban lansia terhadap keluarga dan masyarakat dengan menggali potensi yang dimiliki, ujarnya.
Zainin merujuk pada pendirian sekolah lansia yang dilakukan melalui method Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) dan bertujuan untuk mempersiapkan lansia menjadi insan cerdas.
Di Bengkulu, terdapat empat sekolah untuk lansia yang terletak di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Utara, dan Seluma. Sedangkan sekolah lansia keempat yang baru dibuka pada 13 April lalu berlokasi di Kabupaten Rejang Lebong, ujarnya.
“Program sekolah untuk lansia juga bertujuan untuk menjawab tantangan proses penuaan yang cepat.” “Pemerintah sedang mengantisipasi proses penuaan, terutama untuk membantu mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu,” katanya.
Selain itu, Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi berharap dengan semakin banyaknya sekolah usia lanjut, mereka menjadi produktif di masa tuanya.
Berita Terkait: Pemerintah menyusun kebijakan untuk menjamin kemandirian penduduk lanjut usia
Berita terkait: Integrasi knowledge bantu pemberantasan kemiskinan ekstrim di kalangan lansia: BKKBN
Berita terkait: Delapan provinsi mengalami penuaan penduduk: BKKBN
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”