Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengeluarkan perintah yang akan melindungi warga Palestina di Amerika Serikat dari deportasi selama 18 bulan ke depan. Perintah ini diumumkan oleh Gedung Putih pada hari Rabu (14/2) waktu setempat. Pemerintah AS memberikan “penundaan pemulangan paksa” kepada sekitar 6.000 warga Palestina yang tinggal di negara tersebut.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan bahwa kondisi kemanusiaan di Gaza telah memburuk secara signifikan setelah serangan Hamas dan respons militer Israel. Langkah yang diambil oleh Biden ini memberikan warga Palestina di AS “tempat perlindungan sementara”, tetapi mereka yang kembali secara sukarela ke wilayah Palestina akan kehilangan perlindungan tersebut.
Setelah lebih dari empat bulan perang di Gaza, Biden mendapat tekanan untuk melindungi warga Palestina dan memberikan bantuan ke daerah tersebut. Meskipun perintah ini dianggap sebagai langkah positif, tidak sedikit juga kritik yang diterima oleh Biden dari para pemimpin Arab-Amerika dan Muslim. Mereka menyoroti bahwa Biden tidak menyerukan gencatan senjata permanen dalam konflik tersebut.
Keputusan Biden ini dikaitkan dengan peningkatan perhatian internasional terhadap konflik Israel-Palestina. Banyak negara dan pihak-pihak lain yang telah mengeluarkan pernyataan dan tuntutan untuk mengakhiri kekerasan dan mencapai solusi politik yang berkelanjutan.
Perintah ini juga mencerminkan peran Amerika Serikat dalam menangani konflik tersebut. Biden berusaha untuk mengambil langkah-langkah yang dapat mengurangi dampak buruk konflik terhadap warga Palestina, terutama mereka yang tinggal di Amerika Serikat.
Selain melindungi warga Palestina di Amerika Serikat, Biden juga diharapkan akan terus berupaya untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan antara Israel dan Palestina. Pemerintahan Biden sedang bekerja dengan berbagai pihak untuk memfasilitasi dialog dan mencari solusi jangka panjang yang adil bagi kedua belah pihak.
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”