ASEAN harus meningkatkan konektivitas pembayaran: Financial institution Sentral Indonesia

ASEAN harus meningkatkan konektivitas pembayaran: Financial institution Sentral Indonesia

Badung, Bali (ANTARA) – Negara-negara ASEAN harus meningkatkan konektivitas pembayaran regional untuk mewujudkan pemulihan ekonomi yang inklusif dan memitigasi risiko yang mungkin muncul, kata Gubernur Financial institution Indonesia (BI), Perry Warjiyo.

“Anggota ASEAN saya, kami mendorong Anda untuk bergabung dengan konektivitas (jaringan) pembayaran regional dan meningkatkannya,” katanya pada seminar tingkat tinggi bertajuk “From ASEAN to Entire world” di Badung, Bali, Selasa.

Seminar tersebut berfokus pada “Sistem Pembayaran di Era Digital”.

ASEAN dapat menjadi contoh bagi negara lain dengan membangun konektivitas pembayaran lintas batas untuk mendukung inklusivitas keuangan dan ekonomi regional, kata Warjiyo.

Beberapa negara ASEAN – Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina – saat ini sedang mengejar konektivitas tersebut dengan berjanji untuk mengintegrasikan sistem pembayaran, katanya.

Komitmen ini dilanjutkan melalui inisiatif seperti Brief Response (QR) Code, Immediate Payment, Serious-Time Gross Settlement (RTGS) dan Nearby Forex Transactions (LCT), ujarnya. .

Baru-baru ini, hub konektivitas Nexus, yang menghubungkan financial institution sentral Singapura, Malaysia, dan Italia, diluncurkan oleh Bank for Intercontinental Settlements, katanya.

Sebagai bagian dari keketuaan ASEAN pada tahun 2023, Indonesia akan memperluas perjanjian tersebut ke semua negara anggota ASEAN sehingga tidak terbatas pada lima negara saja, kata Warjiyo.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan digitalisasi dan sistem pembayaran lintas batas sehingga mendukung pemulihan ekonomi ASEAN, inklusivitas keuangan dan mendukung ekonomi world wide, ujarnya.

“Dengan demikian, dari lima negara ASEAN ke seluruh negara ASEAN, maka konektivitas lintas batas global,” tambahnya.

Seminar Selasa diadakan sebagai bagian dari pertemuan pertama para menteri keuangan ASEAN dan gubernur lender sentral, yang berlangsung dari 28-31 Maret 2023.

BI dan Kementerian Keuangan menyelenggarakan side celebration untuk mendukung agenda utama tersebut. Acara tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang isu-isu terkini yang melanda negara-negara ASEAN dan menjadi discussion board diskusi bagi para peserta.

READ  Saat Indonesia bersiap untuk menerapkan hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya untuk mendesak Presiden Widodo untuk menghormati hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.

Berita Terkait: Bank Sentral ASEAN-5 Tanda Tangani Nota Kesepahaman Konektivitas Pembayaran Regional

Berita Terkait: G20 menilai kemungkinan penggunaan CBDC untuk pembayaran lintas batas: BI

Diterjemahkan oleh: Agatha Olivia V, Mecca Yumna
Penerbit : Tia Mutiasari
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Written By
More from Faisal Hadi
Kolaborasi Peningkatan Infrastruktur dan Kapabilitas Riset di Indonesia Labmate Online
Thermo Fisher dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menandatangani Memorandum...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *