Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan FIFA tidak akan menjatuhkan sanksi apa pun kepada negara setelah bencana stadion baru-baru ini yang menyebabkan sedikitnya 131 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Dalam salah satu tragedi sepak bola terburuk akhir-akhir ini, suporter tewas tertindih setelah terjadi injak maut di Stadion Kanjuruhan di Malang, Indonesia.
Insiden tragis itu terjadi usai pertandingan antara tuan rumah Arema FC dan rival sengitnya Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu. tanah.
Polisi menembakkan gas air mata untuk mengendalikan massa, mengakibatkan himpitan fatal di gerbang keluar. Ratusan orang hancur dan mati lemas karena kekurangan oksigen sementara banyak yang terluka dalam penyerbuan. Presiden FIFA Giani Infantino sebelumnya menyebutnya sebagai “hari gelap” bagi para pemain sepak bola.
Namun, presiden Indonesia mengatakan FIFA tidak akan memberikan sanksi kepada federasi sepak bola Indonesia atas insiden tersebut. Dia mengatakan FIFA dan pemerintah Indonesia akan bekerja sama untuk mengubah sepak bola di tanah air. Ia juga mengatakan bahwa FIFA akan membantu Indonesia untuk menetapkan standar keamanan stadion sepak bola dan juga merumuskan pedoman prosedur keamanan yang akan diterapkan oleh kepolisian.
“Alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak disanksi oleh FIFA. Selain itu, FIFA dan pemerintah Indonesia akan bersama-sama membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia, dan FIFA akan berkedudukan di Indonesia selama proses tersebut,” kata Widodo dalam pesan video.
“Pemerintah Indonesia, AFC, dan FIFA akan bekerja sama untuk, pertama, menetapkan standar keamanan stadion di Indonesia, dan merumuskan standar dan protokol prosedur keamanan yang dilakukan oleh kepolisian berdasarkan standar keamanan internasional,” tambahnya.
Menyusul insiden tragis tersebut, Widodo memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut dan menghentikan sementara liga sepak bola Indonesia hingga pemberitahuan lebih lanjut. Federasi sepak bola Indonesia sempat mengungkapkan sejumlah exit match di stadion masih terkunci saat polisi menggunakan gas air mata ke arah suporter hingga berujung injak-injak.
Sementara dua suporter Arema FC diskors seumur hidup, sejumlah oknum polisi diskors. Tuntutan pidana akan dikenakan terhadap enam orang, termasuk tiga petugas polisi.
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”