JAKARTA, 2 Agustus (Reuters) – Garuda Indonesia (GIAA.JK) milik negara akan mengembalikan sembilan pesawat Boeing 737 800NG sewaan yang telah dijadwalkan sebelumnya dalam perjanjian untuk mengakhiri proses kebangkrutan, kata direktur eksekutif perusahaan, Irfan Setiaputra, kepada Reuters di Senin. .
Garuda dan lessornya, Aercap Eire Minimal, menandatangani perjanjian pendamping yang komprehensif pada 28 Juli untuk menghentikan proses hukum, menyusul gugatan pailit Aercap pada Juni di hadapan Mahkamah Agung New South Wales, kata Garuda secara terpisah dalam pengajuan bursa.
Kesembilan pesawat tersebut merupakan jumlah full pesawat yang disewa dari Aercap, kata Irfan dalam pesan teks, seraya menambahkan bahwa rincian pengembalian masih didiskusikan dengan lessor.
“Perusahaan telah sepakat, antara lain, untuk menerbangkan dan merelokasi sembilan Boeing B737 800NG yang disewa ke lokasi yang disetujui,” kata file yang dirilis akhir pekan ini.
Seorang juru bicara Aercap tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Secara terpisah, Garuda dibawa ke pengadilan Indonesia setelah gagal membayar utang kepada perusahaan kargo udara PT My Indo Airways. Baca lebih lajut
Garuda telah berusaha untuk mengembalikan kelebihan pesawat karena gangguan perjalanan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, mencari penghentian lebih awal, liburan sewa atau plan pembayaran for every jam dalam upaya untuk mengurangi armadanya dan memotong biaya, kata eksekutif perusahaan pada sidang di parlemen. J9N2JW02B
Pada bulan Juni, Garuda telah mengembalikan 20 pesawat kepada lessor dan sedang bernegosiasi untuk mengembalikan lebih banyak lagi.
Garuda hanya menerbangkan 41 pesawat dari 142 armadanya karena rendahnya permintaan perjalanan akibat pandemi.
Maskapai juga telah mengindikasikan bahwa mereka ingin mempertahankan tenaga kerja sesuai dengan jumlah pesawat.
Garuda, yang mempekerjakan lebih dari 7.800 orang sebelum pandemi, telah mengurangi tenaga kerjanya sebanyak 2.300 orang dengan menawarkan pensiun dini dan pemutusan kontrak.
Laporan oleh Bernadette Christina Munthe Pengeditan oleh Fransiska Nangoy dan Ed Davies
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”