Delegasi kelompok pemberontak Houthi baru-baru ini mengunjungi Moskow, Rusia untuk membahas upaya penekanan terhadap Amerika Serikat dan Israel agar mengakhiri perang di Gaza. Dalam pertemuan tersebut, Juru Bicara Houthi, Mohammed Abdel Salam bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov guna membahas konflik yang sedang terjadi di Gaza.
Houthi, yang sering melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah, berharap dapat menekan Israel agar menghentikan perang di Gaza. Aksi-aksi serangan ini tidak hanya berdampak pada perdagangan di jalur komersial penting di Laut Merah, tetapi juga mempengaruhi stabilitas regional.
Akibat serangan-serangan tersebut, Amerika Serikat dan Inggris telah melakukan serangan balasan terhadap Houthi. Bahkan, pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan Houthi sebagai organisasi “teroris”. Namun, Abdel Salam menegaskan bahwa yang harus dilakukan oleh Amerika Serikat adalah menghentikan agresi di Jalur Gaza dan memberikan bantuan kemanusiaan, bukan memiliterisasi Laut Merah.
Menanggapi serangan AS dan Inggris terhadap Houthi, Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk tindakan tersebut dan menyoroti potensi dari serangan-serangan ini untuk mengacaukan situasi regional. Rusia menekankan perlunya mencari solusi politik yang komprehensif untuk mengakhiri konflik di Gaza, bukan menggunakan tindakan militer yang hanya akan memperburuk keadaan.
Dalam kunjungannya ke Moskow, delegasi Houthi meyakini pentingnya menjalin kerjasama dengan Rusia untuk mendukung upaya mereka dalam menekan Amerika Serikat dan Israel agar mencapai kesepakatan damai di Gaza. Diharapkan pertemuan ini dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan di daerah tersebut.
Sekian berita terkait kunjungan kelompok Houthi ke Moskow, Rusia dalam upaya meningkatkan tekanan terhadap Amerika Serikat dan Israel agar tercipta perdamaian di Gaza. Permasalahan ini membutuhkan solusi politik yang komprehensif dan kerjasama internasional yang kuat untuk menyelesaikannya.