JAKARTA (Reuters) – Ekstraksi minyak dan gas paruh pertama Indonesia di bawah ekspektasi karena gangguan di beberapa fasilitas dan penundaan proyek, sehingga meleset dari targetnya untuk tahun 2022, pejabat di regulator hulu SKK Migas mengatakan Jumat.
Concentrate on ekstraksi minyak tahun ini 703.000 barel per hari (bph) dan goal fuel 5.800 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Ekstraksi minyak pada periode Januari-Juni adalah 614.500 bph, sedangkan ekstraksi gasoline alam adalah 5.326 mmscfd, kata kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di bawah ‘tujuan.
Angka-angka ini sedikit di atas rata-rata kuartal pertama.
Regulator mengharapkan produksi minyak pada 2022 mencapai 633.000 bph dan 5.380 mmscfd untuk gas.
Angka lifting tersebut mewakili produksi Indonesia yang disalurkan.
Dwi mengatakan proyek-proyek besar, seperti Jambaran Tiung Baru (JTB) Pertamina dan kilang LNG Tangguh Practice-3 milik BP, menghadapi penundaan lebih lanjut.
Kereta Tangguh-3 sekarang diharapkan mulai beroperasi pada Maret 2023, bukan Desember 2022, sementara JTB akan mulai berproduksi antara Juli dan Agustus, bukan Mei seperti yang direncanakan sebelumnya.
SKK Migas telah memperhitungkan produksi kedua proyek tersebut saat menetapkan focus on tahun ini.
Ada juga unplanned shutdown dan insiden lain di semester pertama yang mengganggu produksi, dan asisten operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan audit pemeliharaan diperintahkan untuk kontraktor minyak, dan perusahaan gas untuk menghindari masalah serupa di masa depan.
Regulator memperkirakan Indonesia akan memproduksi 197,6 pengapalan gas alam cair (LNG) tahun ini, dengan masing-masing 81 pengapalan dan 116,6 pengapalan dari pabrik Bontang dan Tangguh.
Pada semester pertama tahun ini, Indonesia memproduksi 88,2 pengapalan LNG, turun dari 94 pengapalan yang diproduksi tahun lalu.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”