JAKARTA (Reuters) – Kementerian BUMN berencana untuk meningkatkan investasi ekuitas di dua perusahaan konstruksi sebesar 30,5 triliun rupiah ($2,05 miliar) pada tahun 2024 untuk membantu meringankan kesulitan keuangan bisnis, kata seorang pejabat Senin.
Rencana tersebut diumumkan selama dengar pendapat dengan komite parlemen yang bertanggung jawab untuk mengawasi investasi negara. Setiap suntikan modal ke perusahaan publik harus disetujui oleh Parlemen.
Pemerintah ingin memompa 12,5 triliun rupee pada awal 2024 ke Hutama Karya yang sepenuhnya milik pemerintah sehingga dapat mengambil alih dua proyek jalan tol dari pembangun Waskita Karya, yang sedang berjuang untuk membayar utangnya, kata Wakil Menteri Kartika. kata Wirjoatmodjo.
Kementerian Keuangan telah menahan tambahan modal sebesar Rp 3 triliun untuk Waskita, meski suntikan modal telah disetujui untuk tahun buku 2022, setelah perseroan gagal mendapatkan persetujuan dari pemegang obligasi untuk menunda pembayaran kupon yang jatuh tempo pada Mei.
Perdagangan sekuritas Waskita ditangguhkan bulan lalu untuk kedua kalinya tahun ini karena negosiasi yang gagal dengan pemegang obligasi.
“Kami tidak menutup kemungkinan penambahan (usulan penambahan modal) jika terjadi peningkatan kebutuhan dalam rangka restrukturisasi. Kami sedang menghitung ulang dan berdiskusi dengan Kementerian Keuangan sejauh mana kami akan mendorong dari sisi kapasitas. dibutuhkan agar Waskita kembali sehat,” kata Kartika.
Suntikan ekuitas lainnya sebesar Rs 8 triliun telah diminta untuk Wijaya Karya (Wika) yang dikendalikan negara untuk memperkuat posisi modalnya saat perusahaan menegosiasikan utangnya, kata Kartika.
Wika telah meminta pemberi pinjaman untuk menghentikan pembayaran utang, kata Kartika.
Kementerian juga telah meminta Rp 10 triliun kepada Hutama Karya pada tahun anggaran 2024 untuk mendanai biaya operasional, menurut dokumen pengajuannya ke parlemen.
Kartika mengatakan Waskita bisa masuk ke dalam grup Hutama Karya setelah perusahaan menyelesaikan restrukturisasi utangnya.
Lembaga pemeringkat telah memperingatkan dalam beberapa tahun terakhir bahwa neraca perusahaan konstruksi milik negara Indonesia memburuk di tengah pinjaman besar untuk mendanai dorongan infrastruktur yang dipimpin oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.
($1 = 14.877,0000 rupiah)
(Laporan Bernadette Christina Munthe; Penulisan Gayatri Suroyo; Penyuntingan Kim Coghill)
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”