SINGAPURA, 28 Desember – Memiliki keinginan untuk memenangkan Piala Suzuki tidak akan cukup untuk mengakhiri kekeringan Indonesia di Kejuaraan Asia Tenggara, kata pelatih Shin Tae-yong, sambil mendesak timnya untuk memanfaatkan potensi mereka di final melawan lima- juara waktu Thailand.
Kedua tim akan bertemu besok dalam pertandingan pembukaan final pulang pergi di Singapura, di mana kompetisi regional dimainkan dalam “gelembung” biosecure karena pandemi. Leg kedua akan dimainkan pada hari Sabtu.
Indonesia belum pernah memenangkan turnamen tersebut sejak dimulainya pada tahun 1996 dan Shin mengatakan mereka tidak akan menjadi juara hanya karena mereka menginginkannya.
“Saya ingin menjadi juara kali ini, tetapi mengangkat trofi tidak terjadi hanya karena Anda ingin mengangkat trofi,” kata Shin.
“Menjadi juara adalah sesuatu yang datang kepada Anda ketika Anda melakukan yang terbaik di setiap pertandingan yang Anda mainkan.
“Sebagai pelatih kepala saya telah menjadi juara lebih dari 20 kali dan dari pengalaman menjadi juara berkali-kali saya akan menggunakan strategi yang sama dan menanamkan mentalitas yang sama pada para pemain dan mencoba menjadi juara kali ini.”
Rekor sukses Shin-lah yang meyakinkan Indonesia untuk merekrut pria berusia 51 tahun itu pada akhir 2019.
Mantan gelandang itu adalah juara Asia sebagai pemain dan pelatih untuk klub Korea Selatan Seongnam Ilhwa sebelum memimpin negaranya ke putaran final Piala Dunia di Rusia pada 2018.
Saat timnya kehilangan tempat di babak 16 besar, tim asuhan Shin mengalahkan Jerman dalam pertandingan grup terakhir mereka di Kazan untuk mengalahkan juara bertahan.
Sejak menjabat di Indonesia, Shin telah merombak tim, menurunkan rata-rata usia.
Indonesia membukukan tempat di final Piala Suzuki kelima mereka dengan kemenangan agregat 5-3 atas Singapura pada Sabtu, menyusul kemenangan 4-2 pada perpanjangan waktu di leg kedua yang spektakuler.
Tim asuhan Shin berada di leg pertama tanpa Pratama Arhan yang diskors, sementara bek kiri Thailand Theeraton Bunmathan juga tersingkir setelah mengamankan reservasi turnamen kedua saat timnya menyingkirkan juara bertahan Vietnam pada Minggu.
“Para pemain termotivasi karena kami telah gagal lima kali sebelumnya,” kata gelandang Indonesia Egy Maulana.
“Sekarang kami memiliki peluang, itu adalah peluang besar bagi kami, jadi para pemain memiliki mentalitas yang kuat dan sangat ingin menjadi juara.
“Tapi kami tahu ini bukan hanya tentang menjadi juara. Kami harus bekerja keras dan kuat sebagai sebuah tim. – Reuters
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”