JAKARTA, 5 November (Reuters) – Pemerintah Indonesia pada Jumat mengambil alih aset tanah yang terkait dengan pembuat mobil milik putra mendiang Presiden Suharto, dalam upaya terbarunya untuk merebut kembali uang dari keluarga yang dulu berkuasa.
Langkah itu adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk pulih $ 7,7 miliar pinjaman yang belum dibayar yang dibuat untuk menyelamatkan bank selama krisis keuangan 1997-1998.
Produsen mobil PT Timor Putra Nasional, yang dikendalikan oleh putra bungsu Suharto Hutomo “Tommy” Mandala Putra, memiliki utang kepada negara sebesar 2,6 triliun rupee ($ 180,87 juta) setelah gagal membayar pinjaman ke bank-bank negara selama krisis, menurut sebuah pernyataan. .
Pemerintah telah mengeluarkan surat untuk menyita aset yang digunakan sebagai jaminan, tetapi tidak secara fisik mengambilnya karena “kendala di lapangan,” katanya.
Pihak berwenang menutup aset pada Jumat – empat bidang tanah di wilayah Karawang Jawa Barat dengan total luas 1,2 juta m² (120 hektar), katanya.
Ratusan polisi dan militer mengawasi proses tersebut, media lokal melaporkan.
Tommy Suharto tidak dapat dihubungi dan asisten serta pengacaranya tidak menanggapi beberapa permintaan komentar.
Pengacaranya baru-baru ini menghadiri pertemuan dengan pihak berwenang untuk membahas utang Timor, lapor media.
Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk pulih dana perusahaan, termasuk gugatan 2008.
Timor ditugaskan untuk membangun mobil nasional Indonesia selama era Suharto.
Para kritikus mengatakan Soeharto yang lebih tua, yang meninggal pada Januari 2008, telah mengumpulkan suap atau transaksi hingga $45 miliar selama masa kepresidenannya, yang selalu disangkal oleh dia dan keluarganya.
Setelah dipenjara karena membayar pembunuh bayaran untuk membunuh seorang hakim, Tommy sekarang menjadi ketua partai politik Berkarya, yang gagal memenangkan kursi di parlemen nasional pada pemilihan 2019. Dia juga mengendalikan perusahaan pelayaran PT Humpuss Intermoda Transportasi (HITS.JK) dan bisnis lainnya.
($ 1 = 14.375.000 rupee)
Pelaporan oleh Gayatri Suroyo dan Agustinus Beo Da Costa; Diedit oleh Martin Petty
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”