TEMPO.CO, Jakarta – Indonesia tetap yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tetap ada meski muncul varian baru COVID-19, Omicron. Deputi I Bidang Makroekonomi dan Keuangan Kementerian Keuangan Iskandar Simorangkir memperkirakan hingga akhir tahun, laju pertumbuhan nasional berkisar 3,7-4, persen.
“Omicron memang lebih menular, tapi kalau kita lihat info dari WHO, angka kematiannya sangat rendah. Artinya penyebaran vaksin harus terus dipercepat untuk mencegah dampak Omicron dan varian lain dari COVID- 19 virus,” kata Iskandar saat dihubungi, Senin, 29 November.
Iskandar mengatakan pemerintah telah memitigasi sejumlah risiko terkait masuknya varian Omicron. Indonesia telah menutup perbatasannya untuk orang asing dari negara-negara Afrika dan negara-negara lain di mana varian telah diidentifikasi.
Pemerintah, kata dia, juga berupaya meningkatkan angka vaksinasi hingga akhir tahun ini untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Menurut Iskandar, pada Oktober dan November banyak indikator positif di berbagai sektor ekonomi. Acquiring Managers’ Index (PMI) naik ke rekor tertinggi 57,2 di bulan Oktober.
“Ekspor dan impor pada Oktober 2021 surplus,” katanya.
Indonesia juga mengalami peningkatan transaksi ritel yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga libur Natal dan Tahun Baru.
Baca: Financial institution Indonesia Targetkan Pertumbuhan PDB 5,5% pada 2022
FRISKI RIANA
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”