Liputan6.com, Jakarta- Informasi tentang novel coronavirus (Covid-19) tersebar luas di dunia maya dan nyata, bentuknya pun bermacam-macam mulai dari tulisan, foto hingga video. Namun, informasi ini tidak dapat langsung diandalkan sampai diverifikasi.
Tidak semua informasi yang beredar itu benar, bahkan bisa menyesatkan dan merugikan jika kita yakin informasi tersebut salah. Temukan infonya di Liputan6.com juga mencari sejumlah informasi terkait Covid-19.
Berikut 6 informasi tentang Covid-19 siapa yang diikuti Temukan infonya di Liputan6.com:
1. Daun sirih bisa menghilangkan virus Corona yang menempel di tenggorokan
Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah postingan dari seorang pengguna Facebook yang menyebutkan bahwa daun sirih dapat menghilangkan virus corona yang tersangkut di tenggorokan.
Akun yang membahas daun sirih bisa menghilangkan virus corona yang menempel di tenggorokan.
Inilah ceritanya:
“Ada sepupu teman yang positif Corona, katanya kenalannya di Jakarta mau ke Singapura, mau kerja.
Nah dia dirawat di RS di Singapura, dan sembuh, sekarang di Indonesia, sampai saat ini dia masih istirahat dari karantina di Batam.
Selama dirawat di rumah sakit di Singapura, dia hanya menerima obat-obatan yang mengandung vitamin C dan E.
Kemudian dokter menyarankan, di Indonesia ada daun sirih yang berfungsi sebagai antiseptik … nah setiap hari baiknya mengkonsumsi 1 lembar daun sirih di pagi hari … kunyah dan telan kita air liur … jika dikunyah dalam waktu lama … sirih tidak dapat mencampur apapun .. hanya daun sirih murni ..
Virus ini bertahan di tenggorokan sehingga daun sirih akan membersihkannya seperti antiseptik alami … Jadi pesan dari kucing yang saya kirimkan adalah … ayo minum vitamin C dan E … untuk stamina .. .
Dan daun sirih sebagai antiseptik… Coba deh, semoga bermanfaat dan bagikan dengan saudara, sahabat / sahabat ”.
Berdasarkan riset Fact Check dari Liputan6.com tentang daun sirih yang bisa digunakan sebagai antiseptik untuk membasmi virus corona, kebenarannya belum bisa dipastikan. Karena belum ada penelitian khusus tentang itu.
2. Obat Korona bernama Pil-Kada
Dugaan terkait ditemukannya obat corona bernama Pil-Kada beredar di media sosial, melalui unduhan berupa cerita yang mengklaim bahwa obat virus corona telah ditemukan. Obat itu disebut Pil-Kada.
Inilah ceritanya:
“AKHIRNYA OBAT KORONA YANG DITEMUKAN NAMA PIL-KADA,”
Hasil penelusuran Fact Check Liputa6.com, klaim terkait ditemukannya obat korona bernama Pil-Kada ternyata tidak benar. Tidak ada nama Pil-Kada dalam obat atau calon vaksin korona.
Cek Fakta Liputan6.com menemukan dugaan virus corona baru (Covid-19) yang dikhawatirkan akan cuaca panas di laut.
Klaim tersebut diunggah oleh salah satu akun Facebook berupa screenshot status WhatsApp bernama Endit yang memperlihatkan foto sejumlah orang di pantai berikut tulisan “The kegembiraan bersama kekuatan Covid di Banyumas “
Unduhan tersebut juga menunjukkan tangkapan layar percakapan dengan Endit, di mana dia ditanyai tentang protokol kesehatan sebagai petugas Covid-19.
“Saya selalu menyebut manusia yang miring.
Ke-15 petugas COVID-19 tersebut tidak memakai masker / pakaian tetapi itu tidak benar.
Jangan jaga jarak juga.
Piye jal….? “
Pertanyaan itu terjawab, menyatakan bahwa Covid-19 takut panas dan laut.
“Kita harus bisa membedakan kapan kita ada. Perasaan lelah yang menyegarkan …
yang di Laut Corona ini takut panas dan air laut “
Download kemudian menerima informasi berikut:
“Ayo mewarnai – dolor sg wedi kena korona razia pantai di dekatmu. Ternyata Markonah takut dengan perairan utara 😂”
Hasil riset Fact Check Liputan6.com, klaim bahwa Covid-19 takut suhu lautan yang hangat belum terbukti.
Secara teori, Covid-19 bisa mati lebih cepat dalam cuaca panas. Namun, belum ada literatur ilmiah yang menegaskan bahwa Covid-19 takut akan cuaca laut yang panas.
4. Foto penduduk kota di China yang meninggal karena Covid-19
Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah foto yang mengklaim penduduk sebuah kota di China telah meninggal akibat virus novel Corona (Covid-19).
Foto tersebut menunjukkan sejumlah orang tergeletak di jalan antar gedung.
Foto tersebut diberi tag sebagai berikut:
“Saya masih ingat foto-foto di CHINA. 1 kota semua mati, karena AZAB ALLAH, bukan karena cor0n4 tapi
karena AZAB ALLAH. karena mereka bangga menyiksa Islam di Uyghur dan makan makanan yang dilarang oleh Tuhan. “
Cek Fakta Hasil Riset Liputan6.com, Klaim Foto Warga Kota Di China Yang Meninggal Karena Covid-19 Adalah Salah.
Foto tersebut merupakan bagian dari proyek seni untuk mengenang 528 korban kamp konsentrasi Nazi Katzbach, Frankfurt, 24 Maret 2014. Foto tersebut diambil sebelum munculnya Covid-19.
5. Daftar Makanan Bisa Memberantas Virus Corona Covid-19
Beredar di postingan media sosial tentang makanan yang disinyalir mampu membasmi virus corona covid-19 di dalam tubuh. Pesan ini telah banyak dibagikan selama beberapa waktu.
Dalam artikelnya, 10 makanan bisa membasmi virus corona Covid-19. Pasalnya, 10 makanan tersebut memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan virus corona covid-19.
Berikut cerita lengkapnya:
Perhatikan bahwa pH virus korona berkisar antara 5,5 hingga 8,5.
Oleh karena itu, yang perlu kita lakukan untuk membasmi virus adalah makan lebih banyak makanan basa di atas tingkat keasaman virus, seperti:
1. Pisang
2. Jeruk nipis – pH 9,9
3. Lemon kuning – pH 8.2
4. Alpukat – pH 15,6
5. Bawang putih – pH 13,2
6. Harap pH 8.5
7. Mandarin 8,5 pH
8. Nanas 12,7 pH
9. Selada air – pH 22,7
10. Oranye -9,2 pH “
Hasil riset Fact Check dari Liputan6.com, sebuah artikel yang mengklaim bahwa mengonsumsi makanan tinggi alkali dapat menghilangkan Covid-19 dalam tubuh adalah palsu.
6. Analis lab tidak terpengaruh oleh virus Corona Covid-19
Pekan lalu, media sosial Facebook ramai membahas enam isu terkait virus corona covid-19. Salah satu pertanyaannya adalah dengan mewawancarai peneliti dan analis laboratorium yang tidak terkena virus Corona Covid-19, dengan cerita sebagai berikut:
“Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini.
1. Penderita Corona positif yang sudah sembuh, sembuh dari pengobatan, atau sembuh sendiri?
2. Dalam kasus sembuh dengan obat, apa obatnya?
3. Dan jika dia sembuh sendiri, mengapa membuang waktu, tenaga dan bahkan nyawanya?
4. Dan jika orang tersebut meninggal karena penyakit yang bersamaan atau penyakit sebelumnya, mengapa harus merawat orang tanpa gejala?
5. Mengapa mereka yang “menghisap” virus di lab (peneliti, analis lab) tidak tertular virus corona. Perawat adalah semacam “korban”. Tetapi bahkan dokter yang paling sedikit berinteraksi dengan pasien dianggap sebagai korban?
6. Mengapa para dokter sendiri cenderung paranoid tentang Corona dari masyarakat?
oleh: Andrezeko “
Fact Check Liputan6.com juga fokus pada pertanyaan nomor lima, yaitu belum ada peneliti atau analis yang belum terpapar virus Corona Covid-19.
Cek Fakta Hasil Riset Liputan6.com, informasi bahwa tidak ada peneliti atau analis laboratorium yang terpapar virus corona covid-19 adalah palsu. Padahal, data Ikatan Ahli Teknologi Laboratorium Kedokteran Indonesia menyebutkan, sebanyak 492 analis kesehatan terjangkit Covid-19, empat di antaranya meninggal dunia.
** #IngatPesanIbu
Kenakan masker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak, dan hindari keramaian.
Jagalah selalu kesehatan Anda, jangan tertular dan jaga keluarga kami.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”