Sebuah aplikasi baru yang sangat menarik telah diluncurkan di Apple Store pada 15 Februari, yaitu Galactic Compass. Aplikasi yang dikembangkan oleh Matthew Webb ini memungkinkan pengguna untuk melihat lubang hitam raksasa di pusat Bima Sakti hanya dengan menggunakan smartphone mereka.
Matthew Webb, sang pengembang aplikasi, mengungkapkan bahwa aplikasi ini didesain untuk selalu mengarahkan pengguna ke arah Pusat Galaksi. Ia mengatakan bahwa ide untuk membuat aplikasi ini datang dari pembelajarannya selama bertahun-tahun tentang Pusat Galaksi.
Galactic Compass menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mengintegrasikan perhitungan kompleks guna menemukan Pusat Galaksi berdasarkan tanggal dan lokasi pengguna. Aplikasi ini memiliki panah 3D yang dapat berputar secara real-time sesuai dengan orientasi perangkat pengguna.
Pengguna perlu memposisikan perangkat mereka pada permukaan yang rata agar panah di layar dapat mengorientasikan arahnya dengan benar. Matthew menegaskan bahwa Galactic Compass selalu mengarah ke lubang hitam raksasa di pusat galaksi, yaitu Sagitarius A*.
Meskipun Matthew masih merasa belum puas dengan aplikasinya, ia menyatakan bahwa Galactic Compass adalah hasil dari kolaborasi yang baik antara seseorang yang tidak bisa membuat aplikasi dan teknologi kecerdasan buatan yang baru.
Matthew percaya bahwa lubang hitam raksasa di pusat galaksi selalu ada di sana, tetap kokoh dan abadi. Dengan aplikasi Galactic Compass, pengguna dapat merasakan pengalaman yang unik dan menakjubkan dalam menjelajahi lubang hitam di Bima Sakti hanya dengan menggunakan smartphone mereka. Aplikasi ini telah mendapat sambutan yang positif dari para pengguna iPhone dan diyakini akan terus berkembang di masa depan.
Penggemar alkohol pemenang penghargaan. Spesialis web. Pakar internet bersertifikat. Introvert jahat. Ninja bacon. Penggemar bir. Fanatik perjalanan total.
