Aktor Furry Setya Mengungkap Kunjungannya ke RSJ Semarang Sebulan Sebelum Bercerai
Bolamadura – Aktor Furry Setya baru-baru ini mengungkapkan cerita mengejutkan tentang kunjungannya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Semarang sebulan sebelum ia resmi bercerai dari Dwinda Ratna. Setya, yang merasa tidak mampu menampung semua beban pikirannya sendiri, memutuskan untuk mencari bantuan profesional untuk mengatasi masalahnya.
Kunjungan Setya ke RSJ Semarang terjadi karena ia merasa takut akan kehilangan kewarasannya. Ia merasa overwhemled dengan pikiran-pikirannya yang terus menerus menghantui dan meracuni pemikirannya sehari-hari. Meskipun ia mencari perawatan di RSJ, namun ia merasa tidak sabar menunggu lama dan akhirnya mencari rumah sakit lain yang lebih memberinya jadwal yang lebih fleksibel.
Setelah bertemu dengan psikiater, Setya didiagnosis mengalami depresi. Ia diberikan saran untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan mencari cara untuk mengurangi tekanan yang ia rasakan. Psikiater juga memberinya waktu selama dua minggu untuk bertemu kembali dengan istri, Dwinda, untuk konsultasi bersama. Namun, semua terlambat. Pada akhirnya, pasangan ini bercerai pada tanggal 5 Februari 2024 dengan kesepakatan bersama.
Setya sendiri menduga bahwa trauma masa lalu dan ekspektasi yang dia ciptakan sendiri menjadi faktor penyebab pertengkaran sering terjadi antara dirinya dan Dwinda. Dalam pengakuannya, Setya berharap bisa lebih memahami dirinya sendiri dan mengendalikan emosinya dengan lebih baik.
Kisah ini memberikan pengajaran yang berharga bagi semua orang bahwa kesehatan mental adalah hal yang penting dan harus dijaga. Setya menunjukkan keberanian dan kesadaran diri untuk mencari bantuan profesional dalam mengatasi masalahnya dan kita semua dapat belajar dari pengalamannya.
Bercerai bukanlah akhir dari segalanya. Setya dan Dwinda telah menunjukkan bahwa mereka dapat mencapai kesepakatan yang baik meskipun dalam situasi sulit. Semoga kedua belah pihak dapat menemukan kebahagian masing-masing di masa depan mereka.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”