Pemilihan Presiden Rusia Dilakukan Selama Tiga Hari
Rusia saat ini sedang melakukan pemilihan presiden selama tiga hari berturut-turut, mulai dari tanggal 15 hingga 17 Maret. Pemilihan ini diprediksi akan membuat Vladimir Putin terpilih sebagai presiden untuk kelima kalinya. Putin telah memimpin Rusia sejak tahun 2000 dan diperkirakan akan tetap berkuasa hingga tahun 2036.
Pemilihan presiden ini sangat penting untuk melegitimasi kekuasaan Putin dan untuk menunjukkan pendapat masyarakat. Putin berharap dapat mencapai jumlah pemilih sebesar 70% dengan raihan suara 80% untuk dirinya.
Perang di Ukraina juga berdampak pada jalannya pemilu, dengan adanya sanksi internasional dan perubahan kehidupan masyarakat. Meskipun terdapat tiga kandidat selain Putin, namun tidak ada yang dianggap sebagai ancaman serius bagi kekuasaannya.
Pemungutan suara selama tiga hari ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah pemilihan presiden Rusia. Selain itu, sistem pemungutan suara daring jarak jauh juga tersedia untuk pertama kalinya. Meskipun demikian, terdapat kritik terhadap proses pemilu ini termasuk adanya tekanan terhadap wilayah pendudukan Ukraina.
Para ahli meyakini bahwa banyak warga Rusia merasa skeptis terhadap pemerintah namun terlalu takut untuk bersuara. Dukungan publik terhadap oposisi juga menjadi hal yang sangat jarang terjadi di Rusia.
Kekhawatiran tentang rendahnya jumlah pemilih dapat mengindikasikan pelemahan dukungan terhadap Putin. Meskipun hasil pemilu diperkirakan akan menunjukkan kemenangan yang meyakinkan bagi Putin, namun rendahnya partisipasi pemilih dapat berpotensi membuat control negara semakin ketat dan menimbulkan suasana ketakutan dan penindasan di Rusia.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”