Penggunaan Crypto Tidak Mematuhi Hukum Syariah dan Harus Dilarang untuk Muslim, Otoritas Agama Indonesia Mengatakan | Berita Mata Uang | Berita keuangan dan bisnis

Lingkaran koin kripto
lingkaran koin kripto

Penggunaan aset kripto sebagai mata uang tidak sesuai dengan hukum Syariah dan harus dilarang bagi umat Islam, menurut otoritas agama Indonesia.

Bloomberg pertama kali melaporkan bahwa Dewan Ulama Nasional, badan keagamaan Muslim terbesar di negara itu, telah memutuskan bahwa cryptocurrency adalah haram, atau dilarang, karena unsur ketidakpastian, taruhan, dan prasangkanya.

Ketika datang ke cryptoassets sebagai komoditas, ini dapat diperdagangkan jika mereka dapat memiliki keuntungan yang jelas dan mematuhi prinsip-prinsip Syariah, seperangkat hukum Islam yang membimbing umat Islam yang berasal dari ajaran Al-Qur’an, Asrorun Niam Sholeh, bertanggung jawab atas keputusan agama, kata seusai sidang Kamis.

Dewan tersebut, juga dikenal sebagai Majelis Ulama Indonesia atau MUI, didirikan pada tahun 1975 dan memiliki kekuatan agama, politik, dan hukum yang signifikan di Indonesia, negara Muslim demokratis terbesar di dunia.

Masih harus dilihat bagaimana pernyataan baru ini akan mempengaruhi perdagangan crypto di negara berpenduduk lebih dari 270 juta orang. Keputusan MUI tidak mengikat tetapi dapat memengaruhi cara umat Islam memandang aset digital.

Pemerintah, pada bagiannya, telah mengizinkan perdagangan aset electronic serta komoditas berjangka sebagai opsi investasi.

Full nilai perdagangan crypto di Indonesia mencapai sekitar $25,96 miliar dari Januari hingga Mei tahun ini, menurut Kementerian Perdagangan, seperti dikutip oleh Reuters.

READ  Indonesia, pemimpin dalam pemulihan bisnis yang cepat
Written By
More from Faisal Hadi
AS, UE menyelaraskan lebih dari 20 negara untuk pakta metana international
Dua lusin negara telah bergabung dengan upaya yang dipimpin AS-Uni Eropa untuk...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *