India pekan lalu menganugerahkan Padma Award kepada dua warga negara Indonesia, Dr I. Wayan Dibia untuk seni terkait Ramayana dan Mahabharata serta Agus Indra Udayana atas karyanya mempromosikan nilai-nilai Gandhi di bangsa nusantara India. Keduanya berbasis di Bali, satu-satunya provinsi di Indonesia yang mayoritas beragama Hindu dengan mayoritas Muslim.
Berbicara kepada WION, Dr I. Wayan Dibia tentang pemerintah India yang menganugerahkan penghargaan kepadanya mengatakan, “Ini adalah penghargaan yang sangat istimewa bagi saya. Ini di luar ekspektasi saya. Dalam pekerjaan saya, saya banyak bekerja di Ramayana dan Mahabharata. Saya tidak menyangka pengakuan seperti ini diberikan oleh pemerintah India.”
Dia menciptakan lebih dari 150 karya baru tentang tari dan drama tari, terutama mengeksplorasi dua epos Hindu. Budaya India telah berdampak di Bali sejak abad ke-5 dan 9 bentuk seni yang berbeda di provinsi ini menggunakan epos.
Ia menjelaskan, “Masyarakat Bali sangat akrab dengan Mahabharata dan Ramayana. Orang Jawa juga. Jawa dan Bali adalah daerah di mana Ramayana dan Mahabharata sangat penting. Ini adalah literatur yang kami gunakan dalam seni pertunjukan saya. Bagi orang Bali, itu bukan hanya sastra, itu Itihas, sejarah para dewa, perjalanan para dewa, cara hidup filosofis”.
Dibia adalah penari Kecak paling berpengaruh di Bali, sebuah bentuk seni tradisional Indonesia yang menggambarkan bab-bab Ramayana. Dia berkolaborasi dengan seniman India. Pada 2016, ia bekerja dengan penari India yang tinggal di Toronto.
Sementara itu, pemenang utama Indonesia lainnya adalah Agus Indra Udayana, pendiri Ashram Gandhi, di Bali. Ashram memberikan beasiswa kepada 45 siswa untuk pendidikan dan kehidupan ashram mengikuti “kesederhanaan Mahatma Gandhi”.
“Itu mengejutkan bagi saya … Saya berterima kasih kepada Presiden Kovind dan Perdana Menteri Modi,” kata Udayana, menekankan: “Kita harus hidup sangat sederhana … Ide Gandhi Ji sangat sederhana.”
Ashramnya dikunjungi oleh 2 presiden Indonesia yaitu di Ashram-Megawati Soekarnoputri dan Abdurrahman Wahid. Keduanya juga mendapat kehormatan di KBRI. Udayana dan Dibia adalah pemeluk agama Hindu.