Siswa viral tidak menghadiri kelas diperbesar, ceritanya sekarang

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Baru-baru ini Malaysia, Sebuah guru Sekolah menengah pertama menjadi viral setelah dengan antusias mengikuti kelas di Perbesar.

Namun, semangat guru yang bernama Mustakim langsung sirna karena tidak ada muridnya yang hadir di kelasnya.

Kini, setelah cerita itu diangkat putra Nuha di Twitter, Cikgu Mustakim mendapat permintaan maaf dari murid-muridnya.

Baca juga: Guru Malaysia senang akhirnya bisa belajar di Zoom, tetapi tidak ada siswa yang hadir

Semuanya berawal November lalu, Nuha memberi tahu saya bahwa ayahnya dengan antusias memintanya untuk mengajarinya cara membuka rapat di Zoom dan Google Meets.

Kelas online Ayah dimulai pada pukul 8:30. Namun, hingga pukul 9:00, tidak ada seorang pun di kelas Mustakim.

“Ayah yang malang, dia mengajar di kelas dan tidak ada muridnya yang hadir. Sampai dia harus menelepon mereka satu per satu, dan mereka tidak mengangkatnya.

Bahkan ketika mencoba menelepon siswanya, banyak dari mereka dengan sengaja mematikan ponsel mereka, dan beberapa di antaranya mengaku harus bekerja.

Demi menyenangkan hati sang ayah yang sudah bekerja keras membuat kursus online, Nuha berinisiatif untuk hadir.

Dilaporkan Pos Rakyat Pada Selasa (12/1/2020), semenjak cerita ayahnya viral, Nuha membeberkan bahwa murid-muridnya menghubunginya.

“Alhamdulillah Abi mendapat telepon dari siswa yang meminta maaf dan memintanya untuk memulai kelas lagi,” jelas Nuha.

Mustakim menanggapi permintaan ini dengan gembira. Nuha juga memposting momen ayahnya mengajar yang kali ini dihadiri oleh siswanya.

READ  Foto-foto tidak senonoh dari selir raja Thailand, karena perselisihan

“Mudah-mudahan jumlah (siswa yang datang) bertahan sampai akhir kursus online. Terima kasih untuk semua yang mendukung dan menyemangati Abi, ”ujarnya.

Saat ini Malaysia sedang memberlakukan aturan Activity Restriction (MCO) karena terkena virus corona dengan salah satu aturannya yaitu berpindah kelas. on line.

Beberapa siswa harus membagi tujuan mereka antara memperoleh Sertifikat Pendidikan Malaysia (SPM) dan membantu pekerjaan orang tua.

Baca juga: Survei Cambridge: guru Malaysia paling berdedikasi di dunia

More from Casildo Jabbour
Kabar baik, kata Adar Poonawalla setelah 16 negara Eropa mengakui Covishield
Adar Poonawalla memperingatkan para pelancong untuk mengikuti saran perjalanan yang berbeda dari...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *