Tanah longsor di bendungan kontroversial Indonesia yang didanai Cina menewaskan sedikitnya tiga orang

Tanah longsor di dekat lokasi konstruksi bendungan pembangkit listrik tenaga air senilai $ 1,5 miliar yang didukung China di pulau Sumatera, Indonesia, telah menewaskan sedikitnya tiga orang, kata badan bencana tersebut pada hari Jumat, karena khawatir orang lain hilang. Bendungan tersebut dikritik oleh kelompok lingkungan karena berada jauh di dalam hutan hujan Batang Toru, rumah bagi orangutan Tapanuli, spesies kera besar langka yang ditemukan pada tahun 2017.

Badan mitigasi bencana mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah korban tewas mencapai tiga setelah tanah longsor pada Kamis menyusul hujan lebat dan seorang pejabat mengatakan dia masih dalam proses menilai apakah orang lain hilang. Pengembang proyek PT North Sumatra Hydro Energy mengatakan dua karyawan Sinohydro, perusahaan milik negara China yang menjalankan proyek tersebut, hilang, termasuk seorang warga negara China. “Keduanya tersapu longsor saat memeriksa lumpur banjir,” kata juru bicara perusahaan Firman Taufick.

Kelompok lingkungan hidup Indonesia WALHI pada hari Jumat mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki proyek dan konstruksinya yang dikatakan dapat membuat wilayah tersebut lebih rentan terhadap bencana. “Kehadiran perusahaan-perusahaan ini dikhawatirkan mengancam ekosistem hutan dan dapat menyebabkan bahaya ekologi dengan membuka petak-petak besar dan membuka lahan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Firman tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan tersebut. Proyek itu akan selesai tahun depan, tetapi sekarang diharapkan selesai pada 2025 setelah penundaan terkait pandemi, kata Firman.

Pada tahun 2019, Pengadilan Tata Usaha Negara Medan menolak pengaduan yang diajukan oleh WALHI, dengan mengatakan bahwa proses persetujuan bendungan mengabaikan signifikansi lingkungan situs tersebut dan tidak mendapatkan tanggapan dari warga. WALHI mengatakan selain kekhawatiran perusakan habitat orangutan, kawasan itu juga menjadi rumah bagi beruang madu, harimau sumatera, dan tapir.

READ  G7 akan mencegah Beijing untuk secara paksa mengubah status quo di Indo-Pasifik - ThePrint -

(Kisah ini tidak diedit oleh staf Devdiscourse dan dibuat secara otomatis dari umpan tersindikasi.)

Written By
More from Faisal Hadi
Desa wisata untuk membantu menghidupkan kembali ekonomi yang dirusak oleh pandemi: Menteri
Desa harus menjadi tulang punggung perekonomian kita. Mereka membawa harapan di tengah...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *