TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai investor di film yang diproduksi oleh sineas Indonesia semakin bervariasi dan dapat mendorong pertumbuhan dan pemulihan perfilman Indonesia ke arah yang lebih baik.
“Saat ini, banyak investor mulai mengumpulkan dana, yang mungkin mencerminkan semakin beragamnya investor dan fakta bahwa semakin banyak orang ingin menggunakan film Indonesia sebagai sarana untuk berinvestasi. Kita tentu terdorong karena artinya kita bisa membawa film Indonesia ke arah yang lebih baik,” kata Wakil Menteri Perindustrian dan Investasi Fadjar Hutomo saat diskusi perkembangan film Indonesia di sini, Minggu.
Hutomo mengatakan, beragamnya investor tersebut berasal dari sektor swasta maupun instansi pemerintah.
Dia mencontohkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah berinvestasi pada sineas Indonesia untuk membantu mereka menyampaikan pesan antikorupsi kepada publik.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa pada tahun 2019, Polri mengadakan festival film bertema kepolisian yang tidak hanya menampilkan film-film Indonesia yang menjanjikan sebagai produk investasi, tetapi juga memiliki manfaat lain seperti menggali potensi aparat kepolisian yang tertarik dengan sinematografi. bekerja.
Saat ini investor yang antusias cenderung terpusat di Jawa, namun diharapkan investor juga bisa mulai melihat potensi di wilayah lain di Indonesia.
“Kami berharap bahwa [investment in films] dapat terus berkembang, termasuk di wilayah selain Jakarta. Karena potensi film Indonesia di daerah harus ditonjolkan. Karena itu, tugas kita mendorong ekosistem film yang homogen hingga ke daerah-daerah,” imbuhnya.
Kolaborasi antara pemerintah dan pembuat film Indonesia juga harus mendorong investor baru untuk lebih tertarik mendanai proyek-proyek yang menampilkan kreativitas.
Membaca: Film Indonesia Turah masuk nominasi Oscar
ANTARA