Meski pertumbuhan ekonomi pada awal tahun 2021 negatif, namun kebijakan pemerintah untuk menghidupkan kembali perekonomian nasional telah membuahkan hasil yang signifikan.
Jakarta (ANTARA) – Kinerja ekonomi Indonesia tahun 2021 lebih baik dibandingkan tahun 2020, kata Ahmad Najib Burhani, Pj Direktur Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Ilmu Pengetahuan Badan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Nasional (BRIN).
“Meskipun pertumbuhan ekonomi pada awal tahun 2021 negatif, namun kebijakan pemerintah untuk menghidupkan kembali perekonomian nasional telah menunjukkan hasil yang signifikan,” katanya saat konferensi pers tentang “Economic Outlook Indonesia 2022” di Jakarta, Kamis.
Pada triwulan II 2021 pertumbuhan ekonomi negara tercatat sebesar 7,1 persen, sedangkan pada triwulan III 2021 mencapai 3,5 persen.
Laju pertumbuhan positif tersebut menunjukkan pandemi COVID-19 dapat dikendalikan dengan baik, katanya.
Berita terkait: Dukungan Internasional Bantu Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional: Hartarto
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat pada triwulan II dan III 2020 menyebabkan pertumbuhan negatif sebesar 3,49% pada triwulan III 2020, ujarnya.
Namun, pada 2021, perekonomian tetap tumbuh positif meski pemerintah menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Stage 3 dan 4 di tengah peningkatan kasus Covid-19 varian Delta Juli hingga Agustus, kata Burhani.
Perekonomian Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2022 berkat berbagai upaya pemerintah dalam mengelola pandemi dan menghidupkan kembali kegiatan ekonomi nasional, tambahnya.
Berita terkait: BI optimistis pertumbuhan ekonomi 4,7-5,5% pada 2022
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”