Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin III bertemu dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto hari ini di sela-sela Dialog Shangri-La untuk membahas hubungan pertahanan bilateral yang berkembang serta masalah keamanan regional dan internasional.
Menteri Austin menegaskan kembali komitmennya terhadap kemitraan strategis AS-Indonesia, yang telah tumbuh semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir. Keduanya membahas prioritas modernisasi pertahanan Indonesia dan bagaimana Amerika Serikat dapat membantu Indonesia membangun kemampuan pertahanan diri maritimnya. Mereka juga menyoroti tonggak penting dalam hubungan pertahanan bilateral, termasuk Latihan Garuda Shield, yang akan diperluas ke empat belas negara untuk pertama kalinya pada tahun 2022, dan penerimaan bersejarah taruna Indonesia ke dalam tiga akademi layanan AS tahun ini. Sekretaris Austin memuji komitmen Menteri Prabowo untuk pendidikan dan profesionalisasi, mencatat bahwa Indonesia adalah penerima manfaat utama dari Pendidikan dan Pelatihan Militer Internasional (IMET) di wilayah tersebut. Selain itu, kedua pemimpin membahas inisiatif baru seperti pelatihan keamanan siber dan minat Indonesia untuk berpartisipasi dalam Kemitraan Indo-Pasifik untuk Kesadaran Domain Maritim, yang diumumkan pada Quad Summit bulan lalu di Tokyo.
Sekretaris Austin memuji Indonesia atas kepemimpinannya di kawasan. Keduanya bertukar pandangan tentang masalah keamanan regional seperti Laut Cina Selatan dan Myanmar, menegaskan pentingnya bekerja sama dengan mitra yang berpikiran sama untuk menjaga stabilitas regional. Sekretaris Austin berterima kasih kepada Indonesia atas kecamannya atas invasi Rusia ke Ukraina di Majelis Umum PBB, dan keduanya membahas implikasi potensial bagi kawasan Indo-Pasifik dan komunitas internasional.
Kedua pemimpin juga membahas pentingnya memfasilitasi upaya Amerika untuk memulihkan sisa-sisa tentara Amerika di Indonesia.
Keduanya ditutup dengan menyoroti komunikasi yang baik antara pemerintah AS dan Indonesia. Mereka sepakat untuk tetap berhubungan dekat tentang peluang tambahan bagi Amerika Serikat untuk membantu Indonesia dalam mengejar tujuan modernisasi pertahanannya.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”