NUSA DUA, Indonesia, 31 Maret (Reuters) – Gubernur lender sentral dan menteri keuangan dari pertemuan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Bali sepakat untuk meningkatkan kerja sama untuk lebih menahan krisis world-wide di masa depan, kata presiden Indonesia pada hari Jumat.
Pertemuan para pemimpin keuangan dari ASEAN, wilayah berpenduduk sekitar 650 juta orang, terjadi di tengah gejolak perbankan world-wide baru-baru ini menyusul runtuhnya Silicon Valley Financial institution dan bailout serta pengambilalihan Credit score Suisse.
“Kami menyadari bahwa semakin banyak kerja sama regional (diperlukan) untuk dapat merespons setiap kemungkinan krisis, baik itu pangan, energi, atau pandemi,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memimpin ASEAN tahun ini.
“Kami pikir itu akan menjadi masalah untuk krisis berikutnya dan kemudian fiskal harus siap dan kuat juga,” katanya dalam konferensi pers.
Kerja sama keuangan akan fokus pada bidang-bidang seperti perdagangan, investasi, dan perjanjian pajak bilateral, kata Sri Mulyani.
Pertemuan tersebut juga menyadari perlunya negara-negara ASEAN memfokuskan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi, terutama inflasi inti, kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
“Kebijakan suku bunga harus menjadi instrumen utama, namun bisa dilengkapi dengan intervensi devisa, serta pengelolaan arus modal jika dipandang perlu,” ujarnya.
Selain itu, pertemuan juga menyepakati untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal untuk penyelesaian atau LCS untuk mengurangi volatilitas dan paparan terhadap mata uang utama.
“Semakin banyak negara menggunakan LCS, semakin baik kita dapat bertahan dari krisis keuangan global,” tambah Warjiyo.
Mereka juga sepakat untuk melanjutkan pembahasan aset kripto, termasuk bagaimana mengaturnya, kata gubernur.
Dalam pertemuan di sela-sela acara, gubernur bank sentral dari Indonesia dan Filipina mengatakan sistem perbankan mereka tangguh dan peraturan yang lebih ketat diberlakukan untuk mencegah terulangnya krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an.
Pelaporan oleh Stefanno Sulaiman laporan tambahan oleh Ananda Teresia di Jakarta Modifying oleh Ed Davies, Kanupriya Kapoor, Martin Petty
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”