Anak-anak Twifia yang Dibaptis, pasangan muda ini menikmati Wi-Fi gratis selama 18 tahun

Harianjogja.com, JAKARTA – Banyak orang semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Namun, banyaknya informasi yang salah dan mitos terkait gizi merupakan penghalang utama yang menghalangi konsumen untuk memperoleh pengetahuan gizi yang akurat.

Untuk mengungkap mitos yang berbeda tentang nutrisi, Herbalife membuat survei yang disebut Survei Nutrisi Herbalife dari Mitos Nutrisi di Asia-Pasifik 2020 melibatkan 5.500 responden dari Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam.

Senior Director and Managing Director Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi, mengatakan dari survei tersebut masih banyak responden yang tingkat pemahamannya tentang gizi kurang baik.

Kurang dari seperempat (23%) responden menjawab setengah atau lebih pertanyaan dengan benar. Selain itu, hanya empat dari 10 konsumen (38%) yang menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap pengetahuan mereka tentang nutrisi.

“Dengan banyaknya sumber informasi gizi dan maraknya mitos gizi, konsumen akan kesulitan mendapatkan informasi yang akurat dan membedakan fakta atau mitos tentang gizi,” ujarnya, Jumat (23/9). / 10/2020).

Untuk membuka wawasan masyarakat terhadap mitos dan fakta seputar gizi dan kesehatan, berikut 8 mitos yang paling sering beredar di Asia Pasifik:

Mitos 1: Karbohidrat menambah berat badan

Fakta: Makan karbohidrat saja tidak menyebabkan penambahan berat badan, tapi juga menambah kalori. Filosofi Herbalife Nutrition merekomendasikan bahwa karbohidrat hanya memenuhi 40% dari kebutuhan kalori harian Anda. Sumber karbohidrat yang sehat seperti sayur, buah, kacang-kacangan dan biji-bijian juga memberikan nutrisi penting seperti kalsium, zat besi, dan vitamin B.

Mitos 2: Semakin tua usia Anda, semakin sedikit protein yang Anda butuhkan

Kenyataan: Memasuki usia 40 tahun, kita cenderung mengalami penurunan fungsi dan massa otot secara bertahap yang disebut sarcopenia. Proses ini dapat dikurangi dengan meningkatkan asupan protein dan melakukan pelatihan ketahanan yang sesuai dengan usia.

READ  Sepak Bola: Indonesia blokir kualifikasi Australia untuk Piala Asia U-23 AFC tahun depan

Mitos 3: Kafein menyebabkan dehidrasi

Fakta: Meskipun kafein memiliki sifat diuretik (meningkatkan frekuensi buang air kecil), mengonsumsi dua hingga tiga cangkir kopi tidak akan membuat Anda dehidrasi. Sebuah studi oleh Institute for Scientific Information tentang kopi menunjukkan bahwa kopi juga terhidrasi dengan kandungan airnya.

Mitos 4: Massa tulang pada segala usia dapat dioptimalkan dengan asupan kalsium yang cukup

Fakta: Puncak massa tulang kita (ukuran dan kekuatan tulang maksimum) bergantung pada asupan kalsium dan akan mencapai puncaknya pada usia 30. Namun, asupan kalsium yang cukup sepanjang hidup dapat menurunkan risiko terjadinya osteoporosis. Suplementasi kalsium dapat melindungi dari keropos tulang pada orang tua, terutama untuk wanita pascamenopause yang memiliki kebutuhan kalsium lebih tinggi.

Mitos 5: Diet ketogenik adalah cara yang sehat untuk menurunkan berat badan

Fakta: Asupan karbohidrat yang sangat rendah, asupan protein sedang, dan asupan lemak tinggi mendorong tubuh untuk menggunakan lemak sebagai bahan bakar, yang mengakibatkan penurunan berat badan.
Namun, karbohidrat yang sehat baik untuk tubuh karena memberikan energi, vitamin, dan mineral. Untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan, menerapkan pola makan seimbang yang dikombinasikan dengan aktivitas fisik secara teratur adalah solusi terbaik.

Mitos 6: Diet sangat rendah lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan

Fakta: Studi menunjukkan bahwa diet rendah lemak menyebabkan penurunan berat badan di tahun pertama. Ini membuat model ini tidak efisien. Tubuh kita membutuhkan lemak karena membantu membangun membran sel dan membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak.

Mitos 7: Indeks glikemik adalah ukuran yang baik untuk memilih karbohidrat yang paling sehat

Fakta: Indeks glikemik adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur kadar karbohidrat dalam makanan yang dapat memengaruhi kadar gula darah dalam tubuh, tetapi tidak untuk memilih pola makan yang sehat dan sesuai. Pemilihan karbohidrat dalam makanan dilakukan dengan berbagai pertimbangan lain.

READ  Krisis USPS: Kecaman Trump di kantor pos adalah upaya terbaru untuk menulis ulang sejarah secara real time

Mitos 8: Bubuk protein bukanlah sumber makanan yang sehat dibandingkan dengan protein dari makanan alami

Kenyataan: Bubuk protein bisa menjadi sumber protein yang sama baiknya dengan makanan yang dibuat dari bahan-bahan alami jika berasal dari sumber yang berkualitas dan diolah menurut ilmu pengetahuan. Misalnya protein yang berasal dari kacang kedelai mengandung protein lengkap dan 9 jenis asam amino esensial lengkap untuk kebutuhan nutrisi tubuh.

Sumber: JIBI / Bisnis Indonesia

Written By
More from Suede Nazar
Di CCTV, Jurnalis Vikram Joshi Ditembak di Depan Anak Perempuan Dekat Delhi
Ghaziabad: Wartawan itu ditembak sekitar pukul 22:30 pada hari Senin. Ghaziabad: Seorang...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *