Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan generasi muda untuk belajar membaca knowledge agar bisa mendorong Indonesia untuk maju.
Milenial harus cerdas, paham teknologi dan knowledge-driven dan tidak menjadi generasi yang mudah terkejut, ujarnya pada acara Katadata information and economic conference di Indonesia, Kamis.
“Jadilah generasi yang tahu tujuan, rancang jalanmu sendiri dan pastikan Indonesia menuju tujuan yang kita sepakati bersama,” tegasnya.
Menteri menekankan pentingnya memiliki kemampuan membaca information. Hal ini menjadi sangat penting mengingat Indonesia telah melewati tiga krisis besar karena mampu membaca information dan mau belajar dari pengalaman.
Ketiga krisis tersebut antara lain krisis mata uang 1998, krisis keuangan world 2008, dan pandemi COVID-19.
Menurut Menkeu, kemampuan membaca knowledge dan belajar dari pengalaman bukan hanya dimiliki setiap orang. Beberapa negara masih jatuh ke jurang yang sama meski beberapa kali menghadapi krisis.
Sri Mulyani menyoroti negara yang 100 tahun lalu tergolong maju namun kini telah menjadi negara berkembang.
Sementara itu, ketika suatu negara telah memasuki center money entice, sulit untuk keluar darinya dan menjadi negara maju.
“Ketika terjebak, orang menjadi cemas dan emosional. Setelah menjadi emosional, mereka bisa meledak. Oleh karena itu, information menjadi titik awal yang baik. Negara yang siap membaca details biasanya dilatih rasionalitasnya dan emosinya dikelola,” ujarnya.
Sementara itu, Indonesia masuk dalam kategori negara berpenghasilan menengah ke atas, dengan pendapatan nasional bruto (GNI) for every kapita sebesar USD 4.580 pada tahun 2022, sebagaimana diumumkan Financial institution Indonesia pada 1 Juli 2023.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menunjukkan kemajuan ekonomi yang baik.
“Kita boleh memiliki rasa optimisme yang baik karena Indonesia termasuk segelintir negara yang mau dan mampu belajar dari berbagai goncangan,” kata Menkeu.
Berita Terkait: Indonesia menargetkan 3,95% pengusaha muda pada tahun 2045
Berita terkait: Generasi muda Indonesia bukanlah generasi inferior: resmi
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”