Membasahi Lahan Gambut Indonesia yang Terdegradasi – Solusi Iklim Alami

Membasahi Lahan Gambut Indonesia yang Terdegradasi – Solusi Iklim Alami

Proyek perintis Précourt

Diberikan dalam Penghapusan Karbon – Area Fokus Solusi Iklim Alami
Tanggal mulai beasiswa: 1 Agustus 2022

Latar belakang

Lahan gambut tropis menyimpan sejumlah besar karbon di bawah tanah. Di lahan gambut alami, kondisi basah memperlambat dekomposisi dan menyebabkan bahan organik menumpuk di tanah gambut kaya karbon sedalam beberapa meter. Namun, ekosistem tropis ini terancam oleh drainase dan penggundulan hutan, yang menyebabkan dekomposisi cepat dan pelepasan cadangan karbon ini ke atmosfer. Di Asia Tenggara, diperkirakan 155 ± 30 MtC per tahun, yang serupa dengan total emisi bahan bakar fosil regional. Pembasahan kembali lahan gambut tropis dapat memulihkan lahan gambut yang terdegradasi dan menghentikan emisi CO2 yang besar ini. Namun, penentuan prioritas dan implementasi restorasi lahan gambut menjadi tantangan karena beragamnya kondisi lahan gambut yang terdegradasi akibat intensitas drainase, laju deforestasi, dan kedalaman permukaan air yang bervariasi.


Tujuan proyek

Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan pendekatan berbasis data untuk mengidentifikasi area prioritas hemat biaya untuk pembasahan ulang dan memvalidasi pengurangan emisi CO2. Proyek ini akan menetapkan landasan yang diperlukan dan memberikan bukti konsep untuk penggunaan penginderaan jauh dan data udara untuk mengidentifikasi area prioritas untuk pembasahan kembali lahan gambut. Ini akan memberi para pembuat kebijakan dan pengelola lahan alat yang terukur untuk mengurangi emisi CO2 melalui pembasahan gambut.


Tugas dan jadwal

Tim akan:
• Mengembangkan metodologi untuk menggabungkan beberapa pendekatan penginderaan jauh untuk menargetkan peluang pembasahan gambut yang efektif dan memvalidasinya dengan data in situ.
• Bekerja untuk memahami bagaimana variabel seperti kedalaman gambut, tingkat subsidensi, kelembaban tanah, risiko kebakaran, kerapatan drainase dan penggunaan lahan mempengaruhi keseimbangan karbon lahan gambut yang basah kembali ,
• Menetapkan hubungan antara variabel kunci dan memvalidasi hasil dengan data in situ di lokasi studi percontohan.
• Terapkan pendekatan di wilayah Kalimantan Barat, sebagai bukti konsep untuk penerapan masa depan di seluruh Asia Tenggara, dengan memetakan area prioritas tinggi untuk pembasahan lahan gambut dan biaya emisi karbon per ton karbon yang dihindari di berbagai lahan gambut.

READ  Beasiswa Pascadoktoral dalam Kebijakan dan Penggunaan Opioid di Indonesia

Anggota tim

Alison Hoyt
Alison Hoyt adalah profesor di Departemen Ilmu Sistem Bumi. Dia mempelajari karbon tanah dan emisi gas rumah kaca, dan respons mereka di masa depan terhadap perubahan iklim, dengan kombinasi studi lapangan dan laboratorium, pemodelan numerik, dan penginderaan jarak jauh. Dia memiliki pengalaman luas bekerja di lahan gambut tropis, memimpin kampanye lapangan di seluruh daerah tropis, termasuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan Amazon Peru.

Alexandra Konings
Alexandra Konings adalah profesor di Departemen Ilmu Sistem Bumi. Dia memiliki pengalaman luas dalam pengembangan, validasi, dan penerapan teknologi penginderaan jauh baru untuk berbagai variabel hidrologi yang memainkan peran penting dalam siklus karbon. Konings telah menerbitkan beberapa studi yang mengamati emisi karbon berbasis api dan berbasis respirasi yang dihasilkan dari drainase dan pengeringan lahan gambut Asia Tenggara, serta pekerjaan lain pada respirasi tanah di wilayah lain.

ksatria rosemary
Rosemary Knight adalah seorang profesor di Departemen Geofisika. Kelompoknya mempelajari geofisika lingkungan, dengan penekanan pada pengembangan cara baru untuk menggunakan citra Bumi (platform berbasis satelit, udara, dan darat) untuk mempelajari wilayah di dekat permukaan Bumi. Dia juga meneliti fisika batuan dengan penekanan pada studi laboratorium dan teoretis tentang hubungan antara sifat listrik dan elastis terukur, resonansi magnetik nuklir, dan sifat bawah permukaan.

Gusti Anshari
Gusti Anshari adalah seorang profesor di Universitas Tanjungpura di Pontianak, Indonesia. Penelitiannya berfokus pada siklus karbon dan hidrologi lahan gambut tropis. Karyanya juga membahas bagaimana lahan gambut ini dipengaruhi oleh perubahan penggunaan lahan dan potensi restorasi dan pembasahan kembali lahan gambut. Dia akan berpartisipasi dalam proyek sebagai kolaborator yang tidak didanai.

READ  Bertindak Timur dari India Timur Laut
Written By
More from Faisal Hadi
Startup Indonesia J&T mengumpulkan lebih dari $ 2 miliar jelang IPO – sumber
Oleh Fanny Potkin dan Kane Wu SINGAPURA, 3 September (Reuters) – Startup...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *