Newsletter Caritas Indonesia, Belarasa Kita – Edisi 23 Mei 2023 – Indonesia

Newsletter Caritas Indonesia, Belarasa Kita – Edisi 23 Mei 2023 – Indonesia

Lampiran

Ekstrak

PENDEKATAN YANG TEPAT UNTUK MENGATASI TANTANGAN

Oleh: Wahyu Wijaya

Situasi sosial dan budaya terkadang dapat menjadi tantangan dalam tanggap bencana. Diperlukan strategi khusus untuk mengubah masyarakat dengan karakteristik budayanya menjadi aset dan kekuatan untuk berperan dalam program tanggap bencana. Salah satu aset penting Caritas Indonesia dalam tanggap bencana adalah para relawan jaringan nasional Caritas Indonesia.

Dalam respon cepat EA-28/2022 yang dilakukan oleh Caritas Indonesia bekerja sama dengan Caritas Office Bogor, dengan dukungan keuskupan Caritas wilayah Jawa, dalam merespon gempa bumi yang terjadi di Cianjur pada Desember 2022, para relawan ini menjadi ujung tombak.

Salah satu relawan yang terlibat dalam aksi cepat itu adalah Fulgensius Mugi Santosa dari Tim Solidaritas Kemanusiaan Keuskupan Malang (TSKKM). Ketika mulai bekerja di Cianjur, Fulgensius Mugi Santosa yang lebih akrab disapa Bang Napi melihat tantangan tersendiri dimana sebagian besar masyarakat yang dilayani adalah masyarakat yang heterogen dengan latar belakang kepercayaan dan budaya yang berbeda. “Situasi ini menghadirkan tantangan tersendiri,” kata Bang Napi.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bang Napi bersama relawan lainnya turun ke lapangan dan berinteraksi secara intens dengan masyarakat tanpa menghadirkan “hambatan”. Ia dan relawan lainnya mencoba menampilkan diri sebagai kelompok yang benar-benar ingin membantu masyarakat. Dalam interaksi dengan warga ini, tim program mulai membuat mereka memahami misi kemanusiaan Caritas.

“Sangat banyak penduduk lokal yang tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga proses komunikasi dengan mereka terhambat dan rawan salah paham,” katanya.

Pelan tapi pasti, kedekatan dengan masyarakat terbangun. Warga yang tadinya kurang antusias akhirnya menjadi teman bahkan mitra kerja kemanusiaan di Cianjur ini. Dia mengungkapkan kebanggaannya dalam bekerja sama untuk menghadirkan wajah kebaikan bersama Tuhan cinta kasih dalam masyarakat.

READ  Impossible, Blue Bottle and Shake Shack: Seberapa besar merek makanan AS berputar selama virus corona

Pengalaman lain dialami Nicola Indra Prasetya, relawan Caritas Indonesia mewakili Karina dari Keuskupan Agung Semarang. Saat selesai menyalurkan bantuan di Desa Sarampad, tiba-tiba warga sekitar datang membawa makanan untuk makan siang. Hati Indra bergetar saat matanya melihat beberapa warga menata makanan di atas daun pisang yang dibentangkan di lantai tenda. “Silahkan pak, sudah waktunya makan siang, mari makan ini (makanan) hasil gotong royong masyarakat,” kata seorang pria mengajak para relawan makan siang.

Indra bisa melihat dengan jelas keceriaan di wajah warga saat menyaksikan para relawan makan siang bersama. “Bagi saya, ini adalah acara yang sangat berarti. Di tengah kesulitan yang dihadapi warga sekitar akibat bencana, mereka dengan ikhlas dan sukarela memberikan kami makanan. Kami tahu bahwa makanan ini sangat berarti bagi mereka,” kata Indra. .

Apa yang dilakukan masyarakat mencontohkan keikhlasan. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menerima Caritas sebagai saudara kemanusiaan, apapun perbedaannya.

Untuk melaksanakan pendistribusian bantuan di Desa Sarampad, para relawan menghadapi medan yang sulit. Upaya untuk melakukan pendistribusian tepat waktu seringkali terkendala oleh minimnya armada angkutan dan sulitnya akses jalan menuju lokasi distribusi. Terkadang tim harus membuat rencana cadangan, agar kegiatan distribusi bisa berjalan lancar. “Lokasi desa intervensi kami cukup terpencil, dan jalan terdekat dengan lokasi sering mengalami kemacetan lalu lintas, sehingga sangat sulit bagi kami untuk mencapai lokasi distribusi tepat waktu,” kenang Novan Setiawan. , dari TSKKM .

Novan merasa segala kesulitan dan tantangan yang muncul selama kegiatan pengabdian ini dapat dilalui dengan baik berkat kerja sama dan komunikasi yang baik antara semua relawan yang terlibat, serta para focal point di lapangan sehingga mereka juga memahami apa yang harus dilakukan di lapangan. wilayah desa masing-masing. (aes, mdk)

READ  Ron Rivera mengerjakan julukan baru dengan pemilik Redskins

Written By
More from Suede Nazar
Hillary Clinton tentang penanganan virus korona Trump: ‘Saya akan melakukan pekerjaan yang lebih baik’
Komentar dari seorang mantan saingan, yang datang selama wawancara luas pada sebuah...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *