Tadi malam, sekelompok 122 orang Taiwan, termasuk dua bayi, tiba di Taiwan dengan penerbangan charter dari Indonesia ketika negara Asia Tenggara itu bergulat dengan wabah COVID-19 yang parah.
Pesawat yang disewa Garuda Indonesia itu dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Taoyuan Taiwan pada pukul 22.55.
Penumpang harus tinggal di fasilitas karantina yang ditunjuk pemerintah, kata Brian Ko (柯孝宗), kepala layanan konsuler di Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei di Jakarta.
Kantor memberikan daftar penumpang kepada Kementerian Luar Negeri, Badan Imigrasi Nasional dan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk membantu mengatur fasilitas karantina.
Enam belas anggota awak harus tetap berada di pesawat untuk penerbangan kembali pada pukul 23.55, kata Ko, seraya menambahkan bahwa 46 penumpang, termasuk dua bayi, akan naik ke pesawat.
Pada bulan Juni, Taiwan menetapkan Indonesia sebagai negara berisiko tinggi dan sejak itu memberlakukan aturan karantina yang lebih ketat untuk pendatang yang telah mengunjungi atau transit di negara itu dalam 14 hari sebelumnya.
China Airways dan EVA Airways untuk sementara menangguhkan penerbangan ke Indonesia pada akhir Juni karena memburuknya epidemi COVID-19 di negara itu, membatalkan semua penerbangan ke Indonesia hingga akhir bulan ini.
Negara tetangga, seperti Singapura, juga melarang wisatawan Indonesia melewati bandara mereka, sehingga mempersulit warga Taiwan untuk kembali ke Indonesia.
Pada awal bulan lalu, Kamar Dagang Indonesia dan Taiwan serta Asosiasi Pertukaran Pengembangan Pariwisata Taiwan-Indonesia membantu mencapai kesepakatan dengan Batik Air Indonesia untuk mengevakuasi warga Taiwan dengan penerbangan constitution, namun maskapai tersebut mundur. 20 Juli.
Garuda Indonesia, yang tidak memiliki izin untuk mengoperasikan penerbangan ke Taiwan setelah memotongnya pada tahun 2014 karena quantity penumpang yang rendah, setuju untuk mengangkut penumpang, dan Administrasi Penerbangan Sipil menyetujui pada 22 Juli. asosiasi Alex Chang () kata.
Sebuah pusat layanan yang didirikan di Indonesia oleh kamar tersebut mengatakan akan menentukan permintaan untuk penerbangan kedua.
Komentar akan dimoderasi. Pertahankan komentar yang relevan dengan artikel. Komentar yang mengandung bahasa kasar dan cabul, serangan pribadi dalam bentuk apa pun atau promosi akan dihapus dan pengguna dilarang. Keputusan akhir akan menjadi kebijaksanaan Taipei Times.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”