Memuat…
“Senat mendesak pemerintah Prancis untuk mengakui Republik Nagorno-Karabakh dan menggunakan pengakuan ini sebagai alat dalam negosiasi untuk membangun perdamaian abadi,” bunyi resolusi itu, sebagaimana dilaporkan Tass, Kamis (26 /) 11/2020).
Menurut resolusi tersebut, Senat menyerukan penarikan segera pasukan Azerbaijan dari daerah-daerah yang direbut konflik sejak 27 September, dengan melakukan penyelidikan internasional terhadap kejahatan perang dan penggunaan senjata terlarang. (Baca juga: Prancis ingin dunia memantau gencatan senjata Nagorno-Karabakh)
Selain itu, para senator merekomendasikan agar pemerintah Prancis menarik kesimpulan tentang peran yang dimainkan oleh otoritas Turki dan mempertimbangkan langkah-langkah paling menentukan dengan negara-negara Eropa lainnya.
Menanggapi resolusi tersebut, Sekretaris Negara di Kementerian Prancis untuk Eropa dan Luar Negeri Jean-Baptiste Lemoyne mengatakan pengakuan sepihak tidak membantu proses perdamaian di kawasan tersebut. (Baca juga: Turki merayakan pembebasan Kalbajar dari pendudukan Armenia)
Pengakuan sepihak atas Karabakh tidak akan menguntungkan siapa pun dan tidak akan meningkatkan upaya mediasi, katanya. Dia mengenang bahwa Prancis, salah satu ketua OSCE Minsk Group, mendukung implementasi kesepakatan gencatan senjata yang dicapai pada 9 November.
(esn)
Penggemar alkohol pemenang penghargaan. Spesialis web. Pakar internet bersertifikat. Introvert jahat. Ninja bacon. Penggemar bir. Fanatik perjalanan total.