Sultan Oman Haitham bin Tariq Al Said tiba di Teheran, ibu kota Iran, memimpin delegasi berpangkat tinggi atas undangan Presiden Ebrahim Raeisi.
Sultan Haitham disambut hangat oleh wakil presiden Raeisi di bandara Mehrabad Teheran setibanya di hari Minggu.
Raeisi juga menyambut Sultan Oman dan delegasinya pada upacara penyambutan resmi di Istana Saadabad di Teheran utara.
Kedua pemimpin melakukan pembicaraan pribadi. Mereka harus menandatangani empat dokumen kerjasama di bidang ekonomi, investasi, dan energi.
Kunjungan Sultan Haitham ke Teheran menandai tonggak sejarah dalam hubungan antara kedua sekutu regional tersebut, membuka jalan baru untuk kerja sama diplomatik yang lebih erat dan peningkatan dialog.
Oman telah lama menjadi lawan bicara dalam interaksi antara Barat dan Iran. Negara tersebut merundingkan pembebasan beberapa warga negara asing dan berkewarganegaraan ganda.
Pada hari Jumat, Teheran membebaskan mata-mata Belgia Olivier Vandecasteele, yang bekerja dengan menyamar sebagai pekerja bantuan. Warga negara Belgia itu telah ditahan selama hampir 15 bulan dan dibebaskan sebagai ganti diplomat Iran Assadollah Assadi, yang telah ditahan di Belgia atas tuduhan palsu terkait terorisme.
Oman juga memainkan peran mediasi antara Teheran dan Barat dalam persiapan kesepakatan nuklir yang dicapai antara Iran dan kekuatan dunia pada tahun 2015.
Presiden Iran mengunjungi Muscat untuk kunjungan penting Mei lalu, di mana pejabat Iran dan Oman menandatangani 12 dokumen kerja sama dan nota kesepahaman untuk perluasan kerja sama bilateral di berbagai bidang.
Kunjungan dua hari pemimpin Oman dipuji oleh kedua belah pihak sebagai penanda “babak baru” dalam hubungan bilateral.
Undangan ke Sultan Haitham diperpanjang sebagai bagian dari kebijakan pemerintahan Raeisi untuk mempererat hubungan dengan negara-negara di kawasan.
Penggemar alkohol pemenang penghargaan. Spesialis web. Pakar internet bersertifikat. Introvert jahat. Ninja bacon. Penggemar bir. Fanatik perjalanan total.